top of page
Cari
Gambar penulisArieSuryo Wibowo

AUGMENTED REALITY (AR) DALAM BIDANG KEDOKTERAN (Khususnya untuk terapi fobia)

Diperbarui: 6 Okt 2019

Pengetian


Augmented Reality (AR) adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata. Eknologi AR ini dapat menyisipkan suatu informasi tertentu ke dalam dunia maya dan menampilkannya di dunia nyata dengan bantuan perlengkapan seperti webcam, komputer, HP Android, maupun kacamata khusus. User ataupun pengguna didalam dunia nyata tidak dapat melihat objek maya dengan mata telanjang, untuk mengidentifikasi objek dibutuhkan perantara berupa komputer dan kamera yang nantinya akan menyisipkan objek maya ke dalam dunia nyata.


Tujuan


AR sendiri bertujuan untuk mengambil dunia nyata sebagai dasar dengan menggabungkan beberapa teknologi virtual dan menambahkan data konstektual agar pemahaman manusia sebagai penggunanya menjadi semakin jelas. Data konstektual ini dapat berupa komentar audio, data lokasi, konteks sejarah atau dalam bentuk lainnya


Manfaat


Mengatasi Fobia Dengan Teknologi AR

Arachnofobia adalah istilah teknis untuk rasa takut kepada laba-laba. Tubuh mereka bereaksi dengan palpitasi jantung, menggigil, pusing, berkeringat, dan sesak napas. Kadang-kadang tekanan psikologis begitu besar, ketakutan yang begitu luar biasa, sehingga penderita fobia harus menjalani terapi fobia. Terapi pemaparan, yang melibatkan menghadapkan pasien dengan satu atau lebih laba-laba nyata, dianggap sangat efektif. Namun, penderita fobia sering tidak bisa memanfaatkan perawatan seperti itu, baik karena paparan makhluk berkaki delapan ini terlalu menakutkan untuk dihadapi, atau karena kurangnya pilihan terapi fobia yang tersedia di tempat mereka tinggal.


Dalam proyek “DigiPhobie”, Mereka mengembangkan teknologi di bidang kesehatan dengan membangun sistem terapi digital jenis baru yang dirancang untuk memungkinkan terapi pemaparan di lingkungan rumah tangga. Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa dengan menghadapi objek yang ditakuti dalam virtual reality atau augmented reality, pasien akan merasa lebih mudah untuk menghadapi ketakutan mereka. Sistem ini terdiri dari lingkungan terapi digital, sensor yang bisa dipakai dan kacamata augmented reality (AR). Semua tugas terapi fobia disimulasikan secara digital. Penderita fobia dapat melakukan berbagai tantangan – seperti menangkap laba-laba dengan gelas dan kartu pos atau menyentuhnya dengan jari mereka – dalam virtual reality,” kata Dr Frank Ihmig, ilmuwan di Fraunhofer IBMT, menggambarkan pendekatan terapeutik. Ihmig dan timnya membuat perangkat lunak untuk manajemen terapi dan sistem kontrol biofeedback, yang terdiri dari sensor yang dapat dikenakan yang mengukur parameter vital pasien selama sesi, seperti variabilitas detak jantung, konduktansi kulit, dan laju pernapasan.


Dari parameter yang diukur, dimungkinkan untuk mengekstraksi fitur yang menunjukkan tekanan emosional. Menggunakan fitur stres ini, para peneliti melatih algoritma machine learning. Elemen permainan seperti ukuran, jumlah dan jarak laba-laba, serta perilaku gerakan arakhnida, dapat disesuaikan secara dinamis. Bisa dibayangkan, misalnya, bahwa terapi dapat diterapkan untuk fobia lain seperti takut ular atau kecoak.


Kelebihan dan kekurangan


· Kelebihan

o Kelebihan utama augmented reality adalah pengembangannya yang lebih mudah dan murah sehingga augmented reality merebak secara cepat di berbagai bidang.

o Kelebihan lain dari augmented reality yaitu dapat diimplementasikan secara luas dalam berbagai media.


· Kekurangan

Salah satu kesulitan utama dalam mengembangkan aplikasi Augmented reality adalah masalah pelacakan sudut pandang pengguna. Untuk mengetahui dari sudut pandang apa yang menarik citra virtual, aplikasi harus tahu dimana pengguna mencari dunia nyata.

22 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page